Isi Kandungan Surah An Nas Beserta Artinya

Isi kandungan Surah An Nas menceritakan tentang anjuran terhadap umat manusia untuk senantiasa memohon pertolongan serta perlindungan hanya terhadap Allah SWT terhadap segala pengaruh hasutan jahat setan yang bersumber dari insan serta jin untuk menjauhi segala perintah serta melanggar larangan Tuhan.

Surah An-Nas (bahasa Arab: سورة الناس‎) yang berarti (Umat Manusia) merupakan surah yang ke 114, berisi 6 ayat (1-6), tersedia pada Juz 30 Juz Amma. Surah An Nas diturunkan setelah surat Al Falaq. Surat An nas artinya adalah manusia. Surah An Nas diturunkan di kota Madinah serta Surah An Nas tergolong kedalam golongan surah Madaniyyah.

Isi kandungannya, berupa anjuran supaya insan meminta pertolongan terhadap Allah SWT terhadap bisikan setan yang menyelinap dalam diri manusia.

Berikut Bacaan Surah An Nas Beserta Artinya

النَّاس

An Nas (Manusia)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ 

Qul a‘uudzu bi rabbin naas

1. Katakanlah, “Aku berlindung terhadap Tuhannya manusia”.

مَلِكِ النَّاسِ 

Malikin naas

2. Raja manusia.

إِلٰهِ النَّاسِ 

Ilaahin naas

3. Sembahan manusia.

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 

Min syarril waswaasil khon naas

4. dari kejahatan (bisikan) setan yg bersembunyi,

الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ 

Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas

5. yg membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 

Minal jinnati wan naas

6. dari (golongan) jin serta manusia.

Isi Kandungan Surah An Nas

Ayat 1-3

Mengisyaratkan untuk memuja serta mengagungkan Allah swt (sebagai tanda kesaksian kita sebagai hambanya serta rasa hormat kepadanya) merupakan faktor yang diharapkan sebelum memohon terhadap Dia supaya dikasihani serta diberkatiNya. 

Ayat 4-6

Memberikan pelajaran bahwa segala dorongan atau perbuatan jahat dalam diri insan bukan bersumber dari hawa nafsu semata, melainkan nafsu tersebut bersumber dari bisikan Penghasut atau setan, karena pada dasarnya nafsu diciptakan bukan untuk melawan Kehendak Tuhan, sebagaimana makhluk-makhluk kecil ciptaannya yang mempunyai nafsu tak akan melawan perintah Allah Swt.

Pemilik asli dari sifat kejahatan serta perlawanan terhadap Allah Swt merupakan sifat asli Iblis yang diwariskan terhadap setan serta jin yang merasuki umat manusia dengan cara tak sadar jika nafsu tak mampu dikendalikan jadi 'menular' di antara kedua golongan ini.

Baca Juga Isi Kandungan Surah Al-Insyirah Beserta Artinya

Hasutan setan merupakan penyebab utama umat manusia memiliki pola pikir jahat, dendam, benci serta berlaku kejam terhadap manusia lainnya, jika nafsu jahat ini telah terbujuk serta termakan, pada akhirnya menyebabkan kerugian pada diri sendiri serta orang-orang yang disakiti sampai seluruh umat manusia (Nas).

Oleh karena itu teramat penting, untuk mengingat Surah ini jika dada merasa sesak dampak kondisi kurang lebih alias persoalan yang sedang dihadapi, karena Tuhan akan rutin bersedia menjadi Pelindung serta Pemelihara kehidupan manusia, karena Dia dijuluki Penguasa, Yang Kuasa atas segala kekuasaan untuk menciptakan Alam Semesta serta Memusnahkannya dalam sekejap mata demikian pula memberi ujian serta memberi pertolongan untuk siapa yg berkenan bagiNya.

Baca Juga Urutan Surat Ad Dhuha sampai An Nas Latin

Surat an-Naas merupakan salah satu surat yang disebut dengan al-mu’awwidzatain yaitu dua surat yang mengandung perlindungan. Surat lainnya yaitu al-Falaq. Perlindungan yang dimaksud di sini  merupakan memohon perlindungan dari iblis serta bala tentaranya yaitu setan insan serta setan jin yang senantiasa mengintai insan dengan tanpa putus asa serta beberapa cara.

Al Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya dikala membawakan penafsiran dari Sa’id bin Jubair serta Ibnu ‘Abbas, yaitu: “Syaithan bercokol di dalam hati manusia, jika dirinya lalai alias lupa jadi syaithan menghembuskan was-was padanya, serta dikala dirinya mengingat Allah subhanahu wata’ala jadi syaithan lari darinya."

Dalam suatu hadits yg riwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya dari Abu Tamimah yang meriwayatkan dari seseorang yg sempat membonceng Nabi SAW katanya,

Baca Juga Keutamaan Puasa Asyura dan Tasu'a

 عثر بالنبي صلى الله عليه وسلم حماره فقلت تعس الشيطان. فقال النبي صلى الله عليه وسلم لا تقل تعس الشيطان إذا قلت تعس الشيطان تعاطم وقال بقوتى صرعته وإذا قلت باسم الله تصاغر حتى يصير مثل الذباب 

“Keledai Nabi SAW terjatuh, lalu aku berkata “calakalah setan” lalu Nabi berdabda. ‘janganlah kamu katakana ‘celakalah setan’ karena ia akan terus besar tubuhnya serta berkata ‘dengan kekuatanku aku akan mengalahkannya.’ Namun jika kamu berkata bismillah jadi ia akan mengecil jadi menjadi sekecil lalat. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad melainkan sanadnya bagus.

Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yg makhluk Allah Swt merupakan hamba yg lemah, perlu akan pertolongan-Nya subhanahu wata’ala. Termasuk Nabi Muhammad Saw, beliau merupakan insan biasa yg perlu akan pertolongan-Nya. Sehingga beliau merupakan hamba yg tak boleh disembah, bukan daerah untuk meminta pertolongan serta perlindungan, serta bukan daerah bergantung.

Baca Juga Bacaan Istigfar Untuk Kedua Orang Tua

Ajaran tauhid juga terang tersirat dalam isi kandungan surat an-Naas ini, mengingat penghambaan insan yang dalam terhadap Allah Swt sebagaimana dijelaskan pada ayat 3 akan mendampingi rasa ketidak berdayaannya serta menyandarkan hanya terhadap Allah Swt dari semua kejahatan yg dibisikkan syaitan.

Maka telah sepantasnya bagi kita rutin memohon pertolongan serta perlindungan hanya terhadap Allah Swt semata. Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh makhluk berada di bawah pengaturan serta kekuasaan-Nya subhanahu wata’ala. Semua kejadian ini terjadi atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala. Dan tiada yg mampu menunjukkan pertolongan serta menolak mudharat kecuali atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala pula.

Semoga Allah Swt menjadikan kita sebagai hambanya yang senantiasa meminta pertolongan, perlindungan serta mengikhlaskan seluruh peribadahan hanya kepada-Nya.

Berbagi :