9 Kejanggalan Bisnis Vtube
Banyak sekali software baru yang memiliki ketertarikan yang luar biasa yang dapat memikat para pemakai smartphone. Salah satunya yaitu VTube.
Aplikasi ini hampir sama dengan aplikasi YouTube yang dipakai untuk menikmati beragam tontonan menghibur. Namun, yang luar biasa dari VTube ini, pemakai mampu meraup penghasilan yang tidak terbatas.
Vtube sendiri merupakan bisnis ekonomi yang memiliki banyak sekali kejanggalan dari sisi legalitas, sistem, membership serta transaksi didalamnya. Berikut ada berbagai faktor yang dapat dilihat serta ditelaah mengenai Vtube.
Baca Juga Cara Mendapatkan Viewpoint Vtube Dengan Cepat dan Praktis
9 Kejanggalan Bisnis Vtube
1. Nonton Iklan Dibayar Dolar
Dikatakan di dalam promo bahwa nonton iklan dibayar dan digaji (memakai rupiah atau dolar) oleh Vtube, faktanya yang diberikan aplikasi Vtube ini hanyalah poin yang bernama VP (View Poin) yang diperjual belikan pada member lain melewati transaksi memakai Rupiah.
Ini bukan sistem 'gaji', ini disebut sistem token yang cacat, serta yang anehnya lagi mereka berpendapat 1VP = 1$, padahal VP sendiri belum ada kualitas mata uang yang sesuai, sebab TAK ADA HARGANYA. Ini hanyalah klaim sepihak dari Vtube supaya seolah-olah VP merupakan poin yang berharga.
2. Adanya Voucher Belanja yang Bisa Digunakan
Ada fitur jumlah Voucher Belanja yang didapat seiring berjalannya proses, diklaim akan dapat dipakai sebagai pendukung jual beli memakai VP pada fase E-Commerce, faktanya Voucher Belanja itu tak mempunyai dasar-dasar voucher diskon, serta tak mempunyai tanggal kadaluarsa, beda halnya dengan Voucher Belanja di E-Commerce perusahaan transaksional lainnya. Ini hanya mirip 'gimmick'/peran kosong suatu fitur dalam ekonomi Vtube.
3. Mengklaim Bukan MLM atau Skema Ponzi
Mereka rutin klaim bahwa Vtube bukan MLM ataupun skema Ponzi, faktanya member mencari serta merekrut orang-orang baru/downline demi mendapat keuntungan referal serta sebagai persyaratan upgrade paket (untuk upgrade, wajib mencari 20 orang-orang sebagai downline). Maka berkembanglah jaringan pohon ajak-mengajak. Karena itu sesama member mereka saling promosi no. referal supaya mereka dapat merekrut terus menerus.
4. Bukan Investasi Bodong
Mereka berkata bukan investasi, faktanya Vtube menjanjikan keuntungan (profit) ditiap levelnya sesuai referal, jumlah serta tipe paket sampai janji-janji manis bahwa semua fitur akan bermanfaat di E-Commerce.
5. Bukan Lembaga Simpan Pinjam
Vtube rutin klaim bahwa mereka bukan lembaga simpan pinjam, faktanya VP Vtube tak dapat dipasarkan seluruhnya (tidak dapat dipasarkan habis, apabila poin VP habis serta tak dapat melanjutkan misi, akun kalian akan diblok), mengindikasikan dengan cara tak eksklusif Vtube meminjam serta menyimpan aset VP membernya sebagai jaminan investasi, khususnya untuk potongan pada perusahaan senilai 20-50% tiap penjualan poin/WD.
6. Jack Goay Ditetapkan Sebagai CEO Vtube
Dari awal timbul sampai sekarang, nama Jack Goay ditetapkan sebagai CEO Vtube, faktanya sampai kini belum ada yang dapat mengambarkan bukti diri profile CEO tersebut. Sungguh aneh untuk suatu perusahaan yang mengaku sebagai perusahaan Big Data serta nasional apabila jajaran pejabat perusahaan khususnya CEO tak transparan. Selain itu, layanan Costumer Service (CS) pun tak dilaksanakan, dan apabila terjadi permasalahan penipuan antar member, akan susah mendapat support dari pihak Vtube.
7. Mengklain Bahwa Adanya Perusahaan Besar Yang Beriklan Disana
Vtube rutin klaim bahwa perusahan-perusahaan besar lingkup nasional serta internasional bekerja sama dengan Vtube serta beriklan di Vtube, faktanya SEMUA perusahaan besar yang diklaim (seperti franchise ayam goreng, franchise produk kecantikan, franchise otomotif, dll.) menyangkal bahwa mereka bekerja sama dengan Vtube dalam bentuk apapun.
8. Mengklaim Adaya Legalitas dari Kominfo
Vtube berkata mereka mempunyai legalitas serta didukung oleh pihak pemerintah mirip Kominfo, faktanya Vtube telah dinyatakan ilegal oleh OJK serta jajaran SWI (Satgas Waspada Investigasi yg terdiri dari sub-divisi OJK serta pihak Kementrian Ekonomi) yg tetap berlaku sampai kini serta telah dicabut ijinnya oleh KOMINFO dengan pemblokiriran web resmi yg terdaftar pertama kali di Kominfo.
9. Perusahaan Big Data
Mengaku perusahaan 'big data' skala nasional dengan 10juta lebih pengguna, faktanya sampai kini lokasi kantor serta markas aset pelaksanaan Vtube yang terbarupun belum diketahui. Lalu, mengenai website Vtube. Aplikasinya telah sempat diblokir pada akhir September tepatnya 29 September 2020.
Saat itu member Vtube gencar kalau Vtube tak dapat dibuka, serta cuma dapat dibuka kalau memakai VPN.
Pada tanggal 30 September, Vtube membeli Domain (web) yang baru untuk mengganti Domain software yang lama yang telah diblokir. Semacam web baru untuk menghindari pemblokiran Kominfo.
Masukan domain Aplikasi Vtube yang baru yaitu v-tube.biz. Disitu tertera bukti pembuatan.
Secara garis besar, telah banyak 'red flag' tanda bahaya dari ekonomi Vtube ini. Memang, tak dipungkiri bahwa keuntungan dapat didapat oleh member-member atas yang telah lama ikut dan mempunyai modal, tetapi sistem transaksi membership mereka yang aneh serta klaim-klaim bohong mereka tak dapat memisahkan mereka dari deretan bisnis abal-abal yang berbahaya sebab terindikasi penipuan dengan cara konsep serta pelaksanaan!
Waspada dengan Vtube, hindari godaan kata-kata manis mereka!
Posting Komentar untuk "9 Kejanggalan Bisnis Vtube"
Gunakan bahasa yang baik dan benar